DELAPANTOTO – Selama dua bulan terakhir, sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) yang menjual BBM merek Shell dan Vivo di beberapa wilayah Indonesia mengalami kekosongan pasokan. Kondisi ini cukup mengganggu masyarakat, terutama yang bergantung pada bahan bakar dari kedua merek tersebut.
Menanggapi permasalahan ini, Ketua Komisi XII DPR RI, yang membidangi energi dan sumber daya alam, memberikan tanggapan resmi mengenai situasi kekosongan BBM di SPBU-SPBU tersebut. Dalam pernyataan yang disampaikan kepada media, Ketua Komisi XII mengungkapkan bahwa pihaknya telah melakukan koordinasi dengan berbagai pihak terkait, termasuk pemerintah dan perusahaan-perusahaan energi yang terlibat.
“Saat ini, kami tengah menelaah penyebab utama dari kekosongan BBM di SPBU-SPBU yang menggunakan merek Shell dan Vivo. Kami mengimbau agar pihak-pihak terkait segera mengambil langkah cepat untuk memastikan pasokan BBM tidak terganggu lagi di masa depan,” ujar Ketua Komisi XII.
Selain itu, Ketua Komisi XII juga menambahkan bahwa ketahanan pasokan energi, termasuk BBM, merupakan hal yang sangat krusial bagi stabilitas ekonomi nasional. Kekosongan pasokan BBM, kata dia, berpotensi mengganggu kegiatan ekonomi masyarakat, terutama di daerah-daerah yang sangat bergantung pada distribusi bahan bakar.
Beberapa analisis menunjukkan bahwa kekosongan BBM tersebut disebabkan oleh masalah distribusi dan pengiriman pasokan dari depot ke SPBU. Namun, masalah juga terkait dengan keterlambatan pengiriman dari pihak pemasok bahan bakar, baik dari luar negeri maupun dalam negeri, yang dipengaruhi oleh fluktuasi harga energi global.
Meski demikian, Ketua Komisi XII meyakinkan bahwa pemerintah terus berusaha mengatasi masalah ini, dengan memaksimalkan kerjasama dengan perusahaan penyedia bahan bakar serta memastikan regulasi distribusi yang lebih efisien.
Sementara itu, masyarakat yang mengandalkan BBM dari SPBU Shell dan Vivo berharap adanya solusi cepat dan permanen agar kekosongan pasokan tidak terjadi lagi. Beberapa konsumen bahkan melaporkan kesulitan dalam menemukan pengganti pasokan BBM yang sesuai, sehingga harus rela berpindah ke merek lain yang tersedia di pasar.
Di sisi lain, pihak Shell dan Vivo belum memberikan komentar resmi mengenai situasi ini, meski keduanya diharapkan dapat segera memberikan penjelasan kepada publik mengenai langkah-langkah yang akan diambil untuk mengatasi kekosongan pasokan.
Dengan adanya perhatian serius dari Komisi XII DPR dan pemerintah, diharapkan masalah kekosongan BBM di SPBU Shell dan Vivo dapat segera diselesaikan demi kenyamanan dan kestabilan pasokan energi di Indonesia.
Sumber: kodeprediksi.my.id
